Sesungguhnya Allah berkuasa memberikan hidayah kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Bahkan, manusia tak bisa mengiranya. Salah satu hidayah terindah adalah Islam. Agama Rahmatan Lil Alamin yang dibawa oleh Rasulullah Saw ini menyebar begitu cepat di berbagai pelosok.


Ribuan mulut mengucapkan dua kalimat Syahadat atas pengakuan terhadap Islam di berbagai belahan dunia. Seperti Kamis (1/10/2020) malam, sedikitnya 25 warga suku Taa Wana yang tinggal di Dusun Lambetana, Desa Sabulira, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali Utara mengikrarkan dua kalimat Syahadat.


Proses ikrar Syahadat berlangsung di Masjid Daarussalam, Alquran Institute Banggai usai Salat Isya. Dari 25 warga Lambetana, empat di antaranya adalah wanita dan satu orang anak berusia sekira 4 tahun.


Awalnya, ikrar Syahadat digelar secara jamaah yang dipandu Ustad Muhamad Abdul Gani. Setelah proses ikrar jamaah, dilanjutkan dengan ikrar satu per satu dipandu oleh dai-dai yang bertugas di pelosok.


Upaya ikrar syahadat satu per satu itu untuk memastikan bahwa masing-masing dari mereka mengucapkan ikrar secara jelas dan fasih yang dituntun oleh para dai.


Hidayah berislam puluhan warga Taa Wana itu melalui perantara para dai di bawah koordinasi Rumah Zakat Banggai kerjasama Alquran Institute dan Yayasan Masjid Nusantara di program ekspedisi dua.

Di ekpedisi pertama awal tahun 2020 juga telah mengislamkan sedikitnya 84 warga Dusun Lambetana. Ekspedisi kedua baru dapat dilaksanakan pada tanggal 20 September 2020. Jarak waktu ekspedisi pertama dan kedua cukup jauh, karena terganggu munculnya pandemi Covid-19.


Direktur Alquran Institute Banggai, H. Iswan Kurnia Hasan, Lc.MA kepada Tim Publikasi AQiB mengaku bersyukur proses ikrar syahadat telah berlangsung. “Alhamdulillah sudah terlaksana,” ujar Iswan singkat.


Sejatinya sebut lulusan Universitas Alazhar Kairo, Mesir ini bahwa bukan hanya 25 saja yang berniat berikrar syahadat sekaligus mengunjungi Kabupaten Banggai. “Yang datang ini sebenarnya jumlahnya 26 orang. Satu orang itu pimpinannya, namanya Pak Toni, dia sudah Islam. Beliau yang pimpin mereka. Yang datang 26, tapi masih ada 35 warga lainnya bersyahadat di sana (Dusun Lambetana).

Mereka itu, ibu-ibu dan anak-anak. Medannya berat, makanya yang datang hanya ini (26 orang),” kata Iswan.


Mereka yang telah bersyahadat itu tutur Iswan, selanjutnya akan dibina oleh dai yang memang sudah tinggala bersama warga setempat. “Mereka dibina, tidak dibiarkan begitu saja. Ada dai yang memang membina mereka,” jelas Iswan.


Setelah berikrar, mereka dipersilakan mengambil pakaian yang mereka sukai. Pakaian tersebut ungkap Iswan, adalah hasil donasi warga Luwuk dan sekitarnya. “Ada yang baru dan ada yang bekas, tapi masih sangat layak pakai,” kata dia.


Pakaian yang terkumpul itu merupakan sumbangan kaum muslimin di Luwuk. “Baru tadi pagi disampaikan untuk menyumbang baju bekas yang masih layakpakai. “Alhamdulillah, coba lihat, ini riil. Mereka berebutan pakaian. Itu sumbangan dari pagi tadi hingga malam ini. Ada yang masih baru pakaiannya,” jelasnya.
Mereka dibekali pula dengan buku Iqra dan Alquran.


Selain niatan berikrar syahadat, kehadiran mereka untuk melihat secara langsung warga Islam di Kabupaten Banggai.
Muhamad Abdul Gani yang memamdu prosesi ikrar syahadat meminta para hadirin yang datag menyaksikan prose situ untuk menyambut para warga Taa Wana itu sebagai saudara seiman dan seakidah.